Pernikahan di LDII, ada ND dan NL serta Masalahnya.. | LDII QHJ -->

Official Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia

01 January 2022

Pernikahan di LDII, ada ND dan NL serta Masalahnya..

Artikel ini bukan mengelabuhi siapapun, ini apa adanya tidak di ada ada. Begini..

ND = nikah dulu, sedangkan NL = nikah lagi. Ada juga yang menyebutnya nikah dalam dan nikah luar. Prakteknya di Ldii.. ND dilaksanakan oleh pemuka agama sedangkan NL dilaksanakan oleh KUA.

Mengenai masalah nikah dulu sebelum nikah di kua memang sering terjadi dikalangan umat islam termasuk ldii, alasannya..

Hanya satu, kebanyakan masalah ANTRIAN..

Ini masalah klasik sih.. sebenarnya bisa dipersiapkan jauh jauh hari, kadang pihak calon suami dan istri tidak sabar lagi menjalani bahtera rumah tangga yang pada akhirnya dinikahkan siri dahulu oleh pemuka agama setempat, barulah beberapa hari nya pergi ke kua.

Pemuka agama disini adalah bagian dari kepengurusan pernikahan sebagai jalan memudahkan lelaki dan perempuan untuk segera menikah.

Alasan ini memang ada baiknya sih agar terbebas dari pelanggaran dari pada mereka harus pegang pegang tangan yang bukan mahrom dan dosa, kejadian nikah siri ini tidaklah asing lagi dan masih ditoleransi oleh pemerintah hanya saja kalau ingin membuat akte kelahiran anak hasil suami istri yang nikah siri ini akan lebih ribet harus di sidang dahulu meski yang akhirnya bisa membuat akte.

Makanya harus nikah di KUA juga setelah beberapa hari pasca nikah siri nya agar mendapatkan buku nikah. Ini untuk mendapatkan legal yang sah lingkungan pemerintahan seperti kemudahan membuat akte, kartu keluarga, dan lain sebagainya.

Nd-Nikah dulu/siri dan NL-nikah lagi/Kua sama-sama sah nya. Guyonannya saja dalam hal menikah itu sudah sah di hukum islam dengan syarat rukun dan syarat-syarat nikah nya sudah dilengkapi apalagi saat menikahkan nya serius.. Ya juga sah


Lalu apakah warga Ldi harus selalu ND ??

Belum tentu.. melihat permasalahannya, karena semua sama-sama sah nya hanya saja sebagai ke-mutawarik-annya pengurus Ldii agar anak lelaki dan perempuan itu tidak melakukan pelanggaran.. maka dinikahkan secepatnya sebelum ke kua.

Secara psikis, muda mudi yang mau ke jenjang ijab qobul itu nafsunya tinggi, tidak sabar untuk berkumpul, dan nikah siri adalah jalan terbaik bagi mereka karena bisa dilakukan kapan pun.

Kalau yang sudah duluan nikah di kua ya.. ngapain juga harus melaksanakan nikah siri.. hukumnya sama sama sah nya.

Dalam hal nikah siri ini memang sudah lagi tidak menjadi momok permasalahan yang serius, dan kamu tentu sudah sering menjumpai dan mendengar ada warga disekitar daerah kamu ada yang melaksakannya. Artinya masalah siri ini tidaklah asing.

Saya punya cerita..

Saya punya teman lelaki yang punya calon istri yang jaraknya jauh ribuan km dan harus menembus angkasa dan samudera. Disebabkan keduanya punya masalah biaya sehingga pemuka agama setempat daerah calon istri menikahkan dahulu karena si perempuan ini harus ke tempat suaminya, perjalanan keduanya pun akan berkah karena sudah halal dan pihak pemuka agama ldii setempat tidak merasa khawatir terhadap mereka berdua terjadi pelanggaran karena secara hukum islam nikah mereka sudah sah.

Begitu sampai ditempat suami barulah mereka berdua mengurus nikah kua. Tapi jangan lupa setelah sampai didesa kamu/suami harus segera lapor ke RT dan jujurlah bahwa perempuan ini adalah istri kamu secara nikah siri oleh pemuka agama.

Lalu kenapa mereka tidak langsung saja nikah kua di jawa ditempat perempuan??

Jawabannya masalah antri juga sih, juga masalah biaya, ditempat lelaki tidak harus antri karena dipelosok desa apalagi penduduknya jarang yang muslim.. antrian di kua sedikit sekali bahkan tidak ada antrian pun.

Sudah jelas.. tentang ND NL di Ldii?

Sekarang saya mau bahas masalah lain..

Masih pada ranah masalah pernikahan di Ldii. Begini..

Saya pernah menumpai artikel di internet yang harus saya jawab disini, tentang:

1. Nikah dengan warga ldii harus menjadi warga ldii terlebih dahulu.

2. Ngaji sampai faham.. sampai bai'at barulah bisa melaksanakan ND

3. dst

Dua masalah ini terlebih dahulu saya akan jawab, jika ada pertanyaan lain bisa mengajukan komentar di bawah artikel ini.

Jawaban pertama:

Nikah dengan warga ldii harus menjadi warga ldii terlebih dahulu ??

Ldii itu baik, semua permasalahan diprioritaskan untuk warganya, untuk masalah pernikahan pun diutamakan sesama warga ldii.

Kenapa harus begitu ? karena sayang kepada warganya.

Banyak kejadian perempuan menikah dengan lelaki non-ldii berakhir cerai gara gara masalah sepele.. gegara mengaji atau amrin jamiin.

Kegiatan di ldii itu padat, ada jadwal rutin pengajian umum setiap minggu minimal 2x, pengajian ibu-ibu, pengajian khusus usia lanjut, pengajian khusus usia nikah/UNIK, pengajian muda mudi.. yang jika dikalkulasi padat dengan kegiatan ibadah.

.. itu kegiatan di tingkat PAC/ keluarahan, belum lagi kegiatan ngaji di tingkat PC, DPD, dan DPP. Di ldii padat dengan kegiatan itu..

Gegara tidak sepaham akhirnya berakhir pisah, janda dimana-mana, kasihan mereka, ldii tidak mau kalau masalah ini terjadi terus-menerus bertambahnya janda dan akhirnya inten pada masalah menikah harus se paham, se jalan, se warga, dll sebagai bentuk peramutan ldii kepada warganya.

Jawaban kedua:

Ngaji sampai faham.. sampai bai'at barulah bisa melaksanakan ND ??

Sebenarnya masalah ini juga dilakukan disebagian besar organisasi di indonesia baik tingkat kecil hingga organisasi besar.

Organisasi kecil seperti organisasi mahasiswa program studi.

Sedangkan organisasi besar seperti berupa negara Indonesia.

Keduanya ada pembai'at an, hanya kadang kita ter hipno dengan kata-kata agamis seperti bai'at.

Bai'at itu secara istilah adalah janji patuh aturan.

Didunia perkampusan saja ada istilah bai'at, coba ingatlah saat kamu menjadi mahasiswa baru dan sudah merasakan diklat, disana diakhir kegiatan diklat ada pembai'atan.. sebenarnya kata bai'at itu gak asing sih..

Di ldii juga begitu ada janji patuh aturan/bai'at. Kalau mau masuk ldii harus bai'at, harus berjanji patuh aturan rganisasi, kalau belum bai'at belum murni dikatakan anggota.

Saya ibaratkan juga seperti organisasi raksasa yakni negara indonesia. Mau menajadi warga indonesia saja sangat susah, ribet, banyak biaya, banyak surat-menyuratnya dll.. Setelah jadi anggota punya ektp maka wajib patuh UU/aturan yang berlaku, sampai masalah pajak pun diatur sekian persen.. di Ldii pun sama persis hanya saja strateginya mungkin berbeda.

Makanya tidak mengherankan ldii sudah ada dimana-mana sampai ke 5 benua dan 34 negara. Maka cocok kalau saya pribadi kepanjangan ldii bukan lagi lembaga dakwah islam indonesia tetapi internasional.

Kalau kata pak Jokowi saat megnhadiri rakernas 2018 bulan lalu..

".. saya itu orang lapangan, setiap minggu minimal 3 kali ke daerah-daerah, apa yang saya lihat.. petunjuk arah.. 50 meter ldii, 100 meter ldii, ldii itu ada dimana-mana.."

**

Kalau sudah menjadi warga Indonesia nikah pun mudah, kalau sudah menjadi warga ldii nikah pun mudah.

Hayoo.. kalau kamu saat ini membaca artikel ini musti punya cmeweew (kata om sule) orang ldii ya.. ngaku saja deh :)

Kebanyakan masalah lelaki ingin menikah dengan perempuan ldii lalu terkendala..

Mau tanya tanya silahkan.. nanti insyaAllah dijawab jika sedang online.

Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related Post: