Pilih AKU ATAU IBUMU, Merinding Bacanya... | LDII QHJ -->

Official Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia

01 January 2022

Pilih AKU ATAU IBUMU, Merinding Bacanya...

Cerita inspirasi ini berpuluh kali membaca postingan ini, tidak akan bosan. Subhan Allah..

Kali ini saya akan mengajak para Istri untuk sejenak merenungi cerita dibawah ini. Banyak inspirasi disana, silahkan saling berbagi kepada sesama muslim yang tujuannya tidak lain tidak bukan hanyalah semata-mata untuk kebaikan diri kita bersama. Kisah dibawah ini saya ambil dari forum WA. Saya sempat merinding membacanya, dan saya bermaksud untuk menulis ulang kalimat itu dan mempublikasikannya dalam blog gratisan ini. Semoga ini menjadi inspirasi banyak kaum Wanita di Indonesia. Sayangi suamimu dan berusahalah untuk tidak berprasangka jelek, yakinkanlah suamimu setia padamu, tidak kepada wanita lain selain haknya.

Pilih AKU ATAU IBUMU, Merinding Bacanya...
[Foto : www.rotana.net]

Ada sebuah cerita inspirasi, tidak perlu mencari tahu kenyataannya, terpenting adalah alur cerita yang bisa diambil hikmahnya, ceritanya islamiah banget dan patut sebagai nasihat para Istri siapapun.

Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.

Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah pasti habis bertengkar lagi dengan  suaminya.

Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.

Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.

Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.

Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.

Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.

Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.

Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??

Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.

"Sarah...,

"Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah 'Dilaknat Allah dan para MalaikatNya', karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"


Kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan.

Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.

"Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.

Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.

Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.

Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".

Lanjut ayahnya.

"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.

Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.

Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang memilikinya".

"Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.

Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.

"Sarah...,

Kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.

Jika suamimu ridho pdmu, maka Allah pun Ridho.

Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya.

Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.

Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".

"Suamimu, dan harta suamimu adalah  milik ibu nya".

Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.

Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.

Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.

Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.

Bekerja untuk keluarga barunya.

Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya.

Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.

"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.

Kenapa?

Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada

suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.

Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.

Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".

"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.

Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"

"Uang itu diberikan untuk ibunya.

Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.

Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya.

Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.

Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang.

Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.

Sarah juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.

Berjalan-jalan setiap minggu di mall.

Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.

Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.

Tukang gorengan yang berhasil

Menjadikan suaminya seorang sarjana,

Mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.

Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.

"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.

Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.

"Sarah...

kembalilah ke rumah suamimu.

Ia orang baik nak...

Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.

Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".

Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.

Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.

Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.

Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya...

Subhanallah....

Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala.

Insya Allah...

Jika kita fahami tentang cerita diatas, betapa tampak hak dan kewajiban istri, harus taat pada suaminya sekalipun itu membencikan, terpenting tidak melanggar peraturan Allah dan Rasul. Para istri harus taat pada suaminya, apapun cubaannya, dikala susah, sedih, pahit dan kala terjatuh ekonomi. Para istri dituntut untuk memberikan dorongan moral yang kuat agar suaminya semangat dan tidak putus asa dalam bekerja, karena itu semua yakinlah wahai istri untuk kebaikan dan kesejahteraan kamu dan anakmu.

Jika suami mendapat cubaan masalah maisah yang pas-pasan, maka bantulah dia untuk terpenuhi kebutuhan bersama, ia kebutuhan bersama dengan anda sebagai istri..

Bukan merendahkan dan memarahinya. Istri adalah penenang hidup suami, hendaklah beri dia motivasi yang kuat agar tidak putus asa dalam mengurusi dan membahagiakan  anak istrinya. bahkan demi anak dan sitri mereka berani mengorbankan nyawanya hanya demi keluarganya.

Share on Facebook
Share on Twitter

Related Post:

4 comments

Ceritanya sungguh luar biasa. Semoga blog ini bisa bermanfaat. Amin

Saya punya temen ldii katanya benar klo bukan ldii kafir. Tapi ga semuanya kafir klo ada imam nya ga kafir maksudnya gimana tolong jelaskan terimakasih

Maaf pihak kami tidak mengkatakan kafir kepada sesama muslim, teman @Fakri S yg Ldii yang salah. Mhn juga Fakri bisa memberi kefahaman ttg ini, "Janganlah Mengucapkan Kafir Kepada Saudara Muslim"